Abstrak - Artikel ini mengkaji bagaimana perpustakaan perguruan tinggi memposisikan dirinya di tengah-tengah perkembangan fenomena makerspace. Perpustakaan dituntut bukan hanya sebagai pusat sumber informasi secara pasif, namun juga untuk dapat menciptakan sebauah ruang publik yang didalamnhya terdapat suatu kolaborasi dan berbagai pengetahuan (knowledge sharing) guna menciptakan sebuah produk karya yang bermanfaat. Berpijak dari konsep teori dekonstruksi Jacques Derrida mengenai dekonstruksi yaitu mencoba lepas dari rutinitas biasa yang dilakukan dengan mencoba hal yang anti mainstream. Akhirnya perpustakaan mencoba menjawab tantangan tersebut dengan menerapakan proses pelayanan menggunakan makerspace model. Studi kasus diambil pada salah satu perpustakaan perguruan tinggi negeri Politeknik Negeri Malang (Polinema), di mana perpustakaan perguruan tinggi dengan basis pendidikan vokasi yang secara kurikulum sistem pembelajaran menitik beratkan kepada 70% praktek dan 30% teori (konsep). Sebagai hasil akhir mahasiswapun dituntut untuk membuat suatu produk. Hal tersebut sejalan dengan konsep layanan menggunakan makerspace model yang coba diterapkan di perpustakaan. Pada implementasi pelayanan menggunakan makerspace model, pihak Perpustakaan Polinema langkah yang ditempuh yaitu unsur-unsur visi, misi dan tujuan perpustakaan yang jelas, anggaran dalam proses implementasi, ruang untuk mewadahi kegiatan makerspace diperpustakaan, ketrampilan pustakawan sebagai motor penggerak dan jejaring sebagai pihak penunjang kegiatan makerspace. Adapun kegiatan makerspace yang telah dilakukan dengan bekerjasama dengan mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir tercipta beberapa produk di perpustakaan antara lain Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web dengan SMS Gateway, Loker Elektronik Terintegrasi dan Integrasi Security Gate dengan Sistem Otomasi. Secara keseluruhan proses implementasi telah berjalan dengan baik, walapun belum secara intens dilakukan. Kedepan pihak perpustakaan akan terus konsisten menerapakan sistem pelayanan makerspace model tersebut dengan meningkatkan konsistensi apa yang menjadi visi, misi dan tujuan melalui penerapan SOP yang jelas, peningkatan anggaran secara berkala, penambahan fasilitas ruang gerak kegiatan makerspace, dan penambahan jejaring perpustakaan untuk mendukungnya. Kata kunci: Perpustakaan Perguruan Tinggi Vokasi, Postmodern, Makerspac
LibTech: Library and Information Science Journal
View Archive InfoField | Value | |
ISSN |
2723-7605 |
|
Authentication Code |
dc |
|
Personal Name |
Rifqi, Ach. Nizam |
|
Summary, etc. |
Abstrak - Artikel ini mengkaji bagaimana perpustakaan perguruan tinggi memposisikan dirinya di tengah-tengah perkembangan fenomena makerspace. Perpustakaan dituntut bukan hanya sebagai pusat sumber informasi secara pasif, namun juga untuk dapat menciptakan sebauah ruang publik yang didalamnhya terdapat suatu kolaborasi dan berbagai pengetahuan (knowledge sharing) guna menciptakan sebuah produk karya yang bermanfaat. Berpijak dari konsep teori dekonstruksi Jacques Derrida mengenai dekonstruksi yaitu mencoba lepas dari rutinitas biasa yang dilakukan dengan mencoba hal yang anti mainstream. Akhirnya perpustakaan mencoba menjawab tantangan tersebut dengan menerapakan proses pelayanan menggunakan makerspace model. Studi kasus diambil pada salah satu perpustakaan perguruan tinggi negeri Politeknik Negeri Malang (Polinema), di mana perpustakaan perguruan tinggi dengan basis pendidikan vokasi yang secara kurikulum sistem pembelajaran menitik beratkan kepada 70% praktek dan 30% teori (konsep). Sebagai hasil akhir mahasiswapun dituntut untuk membuat suatu produk. Hal tersebut sejalan dengan konsep layanan menggunakan makerspace model yang coba diterapkan di perpustakaan. Pada implementasi pelayanan menggunakan makerspace model, pihak Perpustakaan Polinema langkah yang ditempuh yaitu unsur-unsur visi, misi dan tujuan perpustakaan yang jelas, anggaran dalam proses implementasi, ruang untuk mewadahi kegiatan makerspace diperpustakaan, ketrampilan pustakawan sebagai motor penggerak dan jejaring sebagai pihak penunjang kegiatan makerspace. Adapun kegiatan makerspace yang telah dilakukan dengan bekerjasama dengan mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir tercipta beberapa produk di perpustakaan antara lain Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web dengan SMS Gateway, Loker Elektronik Terintegrasi dan Integrasi Security Gate dengan Sistem Otomasi. Secara keseluruhan proses implementasi telah berjalan dengan baik, walapun belum secara intens dilakukan. Kedepan pihak perpustakaan akan terus konsisten menerapakan sistem pelayanan makerspace model tersebut dengan meningkatkan konsistensi apa yang menjadi visi, misi dan tujuan melalui penerapan SOP yang jelas, peningkatan anggaran secara berkala, penambahan fasilitas ruang gerak kegiatan makerspace, dan penambahan jejaring perpustakaan untuk mendukungnya.
Kata kunci: Perpustakaan Perguruan Tinggi Vokasi, Postmodern, Makerspac
|
|
Publication, Distribution, Etc. |
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang |
|
Electronic Location and Access |
application/pdf https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/libtech/article/view/10035 |
|
Data Source Entry |
LibTech: Library and Information Science Journal; Vol 1, No 1 (2020): LIBTECH: LIBRARY AND INFORMATION SCIENCE JOURNAL |
|
Language Note |
ind |
|
Terms Governing Use and Reproduction Note |
Copyright (c) 2020 LibTech: Library and Information Science Journal |
|