MAKNA SIMBOLIK UPACARA KAAGO-AGO DALAM TRADISI PERLADANGAN MASYARAKAT MUNA DI DESA MADAMPI KECAMATAN LAWA KABUPATEN MUNA BARAT
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi
View Archive InfoField | Value | |
Title |
MAKNA SIMBOLIK UPACARA KAAGO-AGO DALAM TRADISI PERLADANGAN MASYARAKAT MUNA DI DESA MADAMPI KECAMATAN LAWA KABUPATEN MUNA BARAT
|
|
Creator |
Moita, Ismayanti
|
|
Description |
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah makna simbolik upacara kaago-ago dalam tradisi perladangan masyarakat Muna di Desa Madampi Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna simbolik upacara kaago-ago dalam tradisi perladangan masyarakat Muna.Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh petani ladang yang berdomisili di Desa Madampi Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu memilih secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa informan yang bersangkutan mengetahui dan memahami betul inti permasalahan. Dengan jumlah informan sebanyak 8 orang. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa makna dari upacara kaago-ago dalam tradisi perladangan masyarakat Muna di Desa Madampi Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat yaitu sehelai kain putih (katandai) sebagai pertanda bahwa kebun itu akan digunakan oleh manusia dalam mencari hidup dengan usaha bertani. Ini juga melambangkan perjanjian dengan penghuni alam gaib di sekitar lahan. Nasi, telur, pinang, rokok dan sirih, merupakan sajian yang diperuntukan kepada mahluk gaib. Hal ini masyarakat beranggapan sama dengan manusia yang setiap saat makan, minum, merokok untuk mahluk gaib laki-laki dan makan sirih untuk mahluk gaib perempuan. Kalombuno wite, dilakukan dengan tujuan untuk memunculkan humus tanah supaya tanaman menjadi subur. Kalombuno wite mengandung makna bahwa manusia berasal dari tanah, hidup dari tanah dan akan kembali ke tanah. Kapalikino galu bertujuan agar roh gaib berupa setan dan jin jahat pergi jauh dari lokasi perkebunan itu, atau agar tidak menggangu mereka selama menempati lokasi itu. Kata Kunci: Upacara, kaago-ago, tradisi, perladangan.
|
|
Publisher |
Laboratorium Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Ha
|
|
Contributor |
—
|
|
Date |
2016-11-27
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/article/view/1614
10.52423/jikuho.v1i3.1614 |
|
Source |
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi; Vol 1, No 3 (2016)
2527-9173 10.52423/jikuho.v1i3 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/article/view/1614/1170
|
|
Rights |
Copyright (c) 2016 Journal Ilmu KOMUNIKASI UHO
|
|